Senin, 03 Desember 2012

Buku Vs E-Book



Dahulu buku merupakan sumber informasi yang di agung-agungkan untuk menemukan informasi. namun dengan berkembangnya era teknologi sekarang media cetak tersebut mulai terpinggirkan dengan adanya teknologi ebook.
Sudah Beberapa Tahun Sebelumnya Industri penerbitan Indonesia masih sulit berkembang karena menghadapi masalah klasik, terutama pembajakan dan perkembangan tren buku elektronik (e-book). Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Lucya Andam Dewi mengemukakan industri penerbitan di Indonesia jalan di tempat dalam beberapa tahun terakhir karena banyak masalah klasik belum terpecahkan.
            Pada saat ini, ketika terbitnya buku baru yang keluar, tindakan para pembajakannya sudah marak beredar. Disisi lain hal ini sangat merugikan penerbit dan penulis. Selain itu, kemajuan teknologi juga mulai menggeser cara membaca sebagian masyarakat perkotaan dengan mengakses buku elektronik di Internet. Tren buku elektronik ini telah menekan penjualan di toko buku.

Kondisi industri penerbitan cukup menghawatirkan karena masih dianggap sebagai perusahaan komersial yang penuh dengan pungutan pajak. Padahal, industri ini juga mengandung unsur edukatif dan berperan mencerdaskan bangsa. Beragam masalah ini berimbas pada menurunnya minat penulis karena mereka sering menerima royalti yang minim. Akibatnya jumlah buku berkualitas yang dicetak di Indonesia semakin minim

Sabtu, 01 Desember 2012


(4) Profesi Pustakawan
Pengertian pustakawan dalam hal ini adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (UU No. 43, 2007). Artinya orang yang disebut pustakawan adalah orang yang benar-benar mengerti ilmu perpustakaan, setidaknya pernah mendapat pelatihan tentang kepustakawanan yang kemudian diberi tugas tanggung jawab oleh lembaga yang merekrut untuk bekerja di perpustakaan sesuai dengan kualifiaksi ilmu yang dimilikinya. Bahkan, lebih luas lagi, Hermawan dan Zen (2006:107), mengatakan bahwa pustakawan itu tidak saja terbatas pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja, tetapi juga pegawai  non-PNS.
Pustakawan yang bagaimana yang diharapkan oleh pemakai perpustakaan, sehingga pemakai perpustakaan mendapat informasi yang berguna sesuai yang ldiinginkan. Beberapa ketrampilan yang harus dimiliki seseorang yang berprofesi sebagai pustakawan sebagai berikut :
  1. Pustakawan hendaknya cepat berubah menyesuaikan keadaan yang menantang.
  2. Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemakai. Jadi seorang pustakawan harus ahli dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan pemakai.
  3. Seorang pustakawan harus selalu berpikir positif.
  4. Pustakawan tidak hanya ahli dalam mengkatalog, mengindeks, mengklasifikasi koleksi, akan tetapi harus mempunyai nilai tambah, karena informasi terus berkembang.
  5. Pustakawan sudah waktunya untuk berpikir kewirausahaan. Bagaimana mengemas informasi agar laku dijual tapi layak pakai.
Ledakan informasi yang pesat membuat pustakawan tidak lagi bekerja hanya antar sesama pustakawan, akan tetapi dituntut untuk bekerjasama dengan bidang profesi lain dengan tim kerja yang solid dalam mengelola informasi.
Sementara itu, yang dimaksudkan dengan pengelolaan perpustakaan adalah kegiatan mengurus sesuatu, dapat diartikan sebagai mengurus atau menyelenggarakan perpustakaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998:469). Dengan demikian peran pustakawan tidaklah ringan seperti pendapat pada umumnya yang mengatakan bahwa seorang pustakawan merupakan pegawai tak bermutu yang kerjanya menunggui tumpukan buku-buku. Pustakawan sudah saatnya mengekspresikan diri sebagai media informasi yang berkualitas. Pustakawan harus mampu membuang stempel kutu buku yang sudah melekat begitu lama. Bukan hal yang mudah mengembalikan peran pustakawan sebagaimana mestinya sebagai media informasi (penyelenggara komunikasi informasi). Sehubungan dengan hal tersebut, maka pustakawan dituntut untuk memberikan pelayanan yang memuaskan pemakai. Bagaimana kualitas pelayanan yang dapat memuaskan pemakai informasi? Salah satunya adalah peran aktif pustakawan yang kreatif dalam mengelola informasi. Pustakawan dituntut untuk aktif dan giat bekerja dalam menyampaikan informasi dalam aneka produk kemasan-kemasan yang menarik dan sampai kepada pemakai.
Peran pustawakan aktif dan kreatif terjun ke masyarakat
Percepatan arus informasi saat ini berimbas kepada peran kita sebagai penyampai informasi. Ditambah dengan berkembangnya berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang amat dibutuhkan dalam menunjang bidang kerja kita. Oleh karena itu, siap atau tidak siap para pustakawan harus ikut bermain di era global sekarang ini. Para penikmat internet atau mereka yang lebih suka berselancar di dunia maya harus dijadikan mitra kerja kita.
Pustakawan saat ini bukanlah penjaga koleksi tapi penyedia informasi, media informasi semakin beragam, koleksi tidak terbatas pada karya cetak /rekam secara fisik tapi sudah banyak yang dapat diakses melalui internet, perpustakaan tidak perlu sibuk promosi dengan menambah pengunjung tapi kita yang berkunjung atau menjumpai pemakai, dan layanan saat ini harus makin beragam.
Peran pustakawan dalam masyarakat dapat dilihat melalui Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 5.
  1. Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk:
    a. memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan;
    b. mengusulkan keanggotaan Dewan Perpustakaan;
    c. mendirikan dan/atau menyelenggarakan perpustakaan;
    d. berperan serta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan perpustakaan.
  2. Masyarakat di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus.
  3. Masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.
Kita juga diminta aktif ikut mencerdaskan bangsa dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan perpustakaan dapat diselenggarakan oleh siapapun. Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 43, 48-50 dinyatakan bahwa pertumbuhan taman baca diharapkan memberi sumbangan dalam rangka menunjang budaya gemar membaca di masyarakat. Oleh karena itu janganlah para pustakawan bergantung kepada institusi/lembaga tertentu atau tempat kerja kita saja, akan tetapi juga memainkan peran dalam masyarakat.
             Perkembangan dewasa ini, bertumbuhan bentuk-bentuk semacam perpustakaan. Ada yang dinamakan taman bacaan, perpustakaan yang dikemas seperti kafe buku, dan sebagainya. Hal ini merupakan perkembangan yang baik menuju budaya baca masyarakat. Apalagi dengan terbitnya Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka keberadaan perpustakaan dengan aneka jenis layanan diakui bahkan penyelenggaraan oleh masyarakat tersebut dibenarkan dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa. Salah satu contoh pasal yang menjelaskan sebagai berikut.
Pasal 15
  1. Perpustakaan dibentuk sebagai wujud pelayanan kepada pemustaka dan masyarakat.
  2. Pembentukan perpustakaan sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, /atau masyarakat.
  3. Pembentukan perpustakaan sebagaimana  paling sedikit memenuhi syarat:
    a. memiliki koleksi perpustakaan;
    b. memiliki tenaga perpustakaan;
    c. memiliki sarana dan prasarana perpustakaan;
    d. memiliki sumber pendanaan; dan
    e. memberitahukan keberadaannya ke Perpustakaan Nasional.
Dapat disimpulkan bahwa mendengarkan “suara pelanggan/masyarakat” merupakan suatu hal yang perlu dilakukan perpustakaan, baik perpustakaan besar maupun kecil. Jadi meningkatkan kualitas layanan suatu perpustakaan harus dimulai dari diri sendiri sebagai pelayan/penyampai informasi terlebih dahulu; yaitu meningkatakan keterampilan dan kualitas pribadi sebagai pelayan yang dapat memberikan kepuasan pemakai. Kewajiban pustakawan terhadap diri sendiri sebagaimana tercantum dalam kode etik pustakawan. Diantaranya, setiap pustakawan dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu, memelihara akhlak dan kesehatan untuk dapat hidup dengan tenteram, dan bekerja dengan baik; serta selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pergaulan dan bermasyarakat.

Jumat, 30 November 2012


(3) KHAZANAH PENERBITAN BUKU ISLAM DI INDONESIA

Penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuak aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati oleh publik.[1] Lembaga ini yang bertanggung jawab atas terbitan dan ada yang sekaligus sebagai pemegang hak cipta atau copy right.
Adapun tugas-tugas penerbit antara lain: menyeleksi naskah yang diterima; mengedit naskah sebelum dicetak; secara sendirian atau bersama pengarang hak cipta; merencanakan format dan tata wajah atau layout terbitan; menyiapkan bahan-bahan terbitan seperti kertas, tinta dll; membayar honorarium pengarang.[2]
Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.
Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda.
Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku–buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda.[3]
Perkembangan ilmu pengetahuan dan produksi kertas memunculkan profesi baru dalam khazanah Islam. Profesi tersebut dinamakan warraq. Warraq adalah penyalin  naskah atau buku. Mereka  menyalin  naskah  dengacepat dan akurat. Industri penerbitan buku dipelopori oleh warraq. Mereka bekerja dalam sebuah sistem kerja sama yang saling menguntungkan antara para penulis dengan pihak penerbit. Seorang penulis yang ingin menerbitkan bukunya akan menghubungi satu atau dua orang warraq. Buku tersebut akan dipublikasikan di masjid atau sebuah toko buku terkemuka tempat penulisnya mendiktekan bukunya pada hari dan waktu yang telah ditentukan.  Pembacaan  itu akan membutuhkan waktu selama berbulan-bulan. Selama itu, warraq yang telah ditunjuk akan selalu hadir.  Pada saat buku tersebut  selesai,  naskah dalam tulisan tangan  diserahkan kepada sang penulis untuk diperiksa dan diperbaiki. Buku tersebut bisa beredar di masyarakat  hanya bila telah mendapat izin final dari pengarangnya, dan bebas disalin dari naskah aslinya. Pengarang, menurut  perjanjiannya dengan warraq, akan menerima royalti. Industri penerbitan yang mendominasi wilayah kekhalifahan Muslim, mulai abad ke-8 sampai dengan abad ke-15. Hingga pada puncaknya, dalam setahun terbit puluhan ribu buku.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tak hanya itu, bahkan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Di Indonesia sejak kemerdekaan hingga kini jumlah penerbit telah cukup banyak. Sebagian penerbit tersebut bergelut dalam penerbitan buku-buku umum, dan sebagian lain berkonsentrasi pada jenis penerbitan tersebut seperti buku-buku teks sekolah, ensiklopedi, atau buku-buku keagamaan saja, misalnya buku-buku Islam. 
Menurut Azyumardi, secara umum penerbitan buku Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menekankan pada Islam murni berdasarkan Al Quran dan sunah atau yang biasa disebut sebagai Islam Salafis dan Harakah (gerakan) serta kelompok yang bergerak pada wacana atau diskursus, yang kadang disebut sebagai Islam kritis.[4]

Penerbit buku islam adalah institusi yang mempromotori terwujudnya buku-buku mengenai islam dalam aspek yang luas, serta kemudian menyebarluaskannya ke masyarakat pembaca. Dalam perkembangannya, penebitan buku telah menjelma menjadi sebuah industri, karenanya institusi penerbitan buku mengambil bentuk perseroan dagang seperti PT ataupun C.V. Dalam hal ini, penerbit buku islam pun telah mengambil bentuk usaha dagang. Maka dalam usaha penerbitan buku ini rata-rata penerbit buku islam memiliki devisi marketing dan memperlakukan masyarakat pembacanya sebagai pasar.[5]


[1] Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penerbit diakses pada tanggal 19 November 2012 jam 01.12

[2] Lasa Hs. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Di akases pada tanggal 20 November 2012 jam 10.28
[4] Dalam http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0311/15/pustaka/688310.htm Diakses pada tanggal 19 November 2012 jam 22.30

[5] Fadjar, Abdullah. 2006. Khasanah Islam Indonesia. Jakarta: The Habibie Center. Hal 09

(2) CYBERCRIME  Dalam Konteks Perpustakaan Digital


Perkembangan teknologi informasi-komputer saat ini sudah mencapai pada tahap di mana ukurannya semakin kecil, kecepatannya semakin tinggi, namun harganya semakin murah dibandingkan dengan kemampuan kerjanya. Kondisi ini mendorong masyarakat berlomba-lomba memanfaatkan komputer sebagai alat bantu pengolahan data dengan cara membangun system pengolahan data terkomputerisasi untuk penyajian informasi, baik untuk keperluan pribadi maupun organisasinya. Perpustakaan sebagai organisasi yang melakukan pengolahan data dan informasi untuk pemustakanya telah melakukan langkah revolusioner dalam melakukan pelayanan melalui sistem online yang lebih efisien dalam pelayanan, diseminasi, pemustakaan dan pelestarian data, informasi dan pengetahuan.
Saat ini Salah satu tantangan dihadapi pustakawan saat ini adalah bagimana memproteksi proteksi  koleksi informasi yang mereka miliki dari berbagai macam gangguan dan ancaman yang bisa terjadi perpustakaan khusunya pada perpustakaan digital. Dahulu  kejahatan dalam perpustakaan yang semula bersifat konvensional seperti  pencurian koleksi, vandalism,  mutilasi buku, peminjaman tanpa hak, kini kejahatan dalam perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan media komputer secara online dengan risiko tertangkap yang sangat kecil  oleh individu maupun kelompok dengan akibat kerugian yang lebih besar bagi perpustakaan.
Tentunya, hal-hal tersebut di atas  tidak dapat dipungkiri adanya bahwa teknologi informasi membawa  mampu dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan manfaat yang ada khusunya dalam dunia perpustakaan. Internet membuat juga bisa membuat data/koleksi informasi yang dimiliki perpustakaan menjadi terancam dan bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

CYBERCRIME DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perkembangan teknologi jaringan komputer global atau Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace, sebuah dunia komunikasi berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru, yaitu realitas virtual. Istilah tersebut juga menghasilkan berbagai bentuk lingkungan cyberspace yang kemudian melahirkan istilah baru yang dikenal dengan Cybercrime, Internet Fraud, dan lain-lain.

Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime. The U.S. Department of Justice memberikan pengertian komputer crime sebagai:"…any illegal act requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution". Sementara itu Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer” (1989) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.

Dari beberapa pengertian di atas, cybercrime dirumuskan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan memakai jaringan komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.

Perpustakaan digital sebagai ranah yang berkembang dalam dunia cyberspace  yang menyimpan data baik data buku(tulisan), Gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan protocol-protokol elektronik melalui jaringan komouter. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara local maupun lokasi yang jauh namun dapat di akses dengan cepat mudah melalui jaringan computer. Karena itu perpustakaan digital menjadi mejadi salah satu objek cybercrime yang sangat menggiurkan bagi para pelaku kejahatan cybercrime.
Pelaku cybercrime yang menjadikan pepustakaan digital sebagai objek kejahatannya biasanya mengincar data pengguna, koleksi atau pun sistem keamanan dengan motif untuk kepentingan tertentu misalnya data pengguna untuk dijadikan objek marketing, pencurian koleksi untuk kepentingan komersil, atau hanya sekedar unjuk gigi seorang hacker sebagai pembuktian bahwa dirinya eksis.
Untuk itu pustakawan harus mampu mengidentifikasi serangan-serangan terhadap perpustakaan digital yang dikelolanya agar semua sistem, koleksi dan data yang ada pada perpustakaannya aman dari serangan yang dapat merugikan banyak pihak.


(1)   Perpustakaan Digital


Banyak definisi tentang perpustakaan digital yang dikemukakan oleh para ahli. The digital library initiatives menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang bersama -samamemberi koleksi, pelayanan dan manusia untu k menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan danpelestarian data, informasi dan pengetahuan. Sebagai perpustakaan yang berbeda dari sistem penelusuran informasi karena memiliki lebih banyak jenis media, menyediakan pelayanan danfungsi tambahan, termasuk tahap lain dalam siklus informasi, dari pembuatan hinggapenggunaan. Perpustakaan digital bisa dianggap sebagai institusi informasi dalam bentuk baruatau sebagai perluasan dari pelayanan perpustakaan yang sudah ada. Namun demikianperpustakaan digital sebagai koleksi informasi yang dikelola, yang memiliki pelayanan terkait,informasinya disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan. Sedangkan James Billington, pustakawan Library of Congress, dalam Purtini (2005), melukiskan perpustakaandigital sebagai sebuah koalisi dari institusi -institusi yang mengumpulkan koleksi -koleksinya yangkhas secara elektronik.
Menurut Griffin (1999), pada tahun terakhir ini telah terjadi peledakan pertumbuhanketertarikan dalam perkembangan dan pemakaian perp ustakaan digital.
Beberapa factor penunjuangnya adalah:
1 Telah tersedianya teknologi komputasi dan komunikasi yang memungkinkan dilakukannyapenciptaan, pengumpulan dan manipulasi informasi.
2 Infrastruktur jaringan internasional untuk mendukung sambungan dan kemampuanpengopersian bagi pengguna.
   Informasi online mulai berkembang.
4      Kerangka akses internet umum telah muncul.
Lebih jauh dikemukannya, perpustakan digital adalah koleksi data multimedia dalam skalabesar yang terorganisasi dengan perangkat manajemen informasi dan metode yang mampumenampilkan data sebagai informasi dan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat dalamberbagai konteks organsiasi dan sosial masyarakat. Hal ini berarti perpustakaan digitalmemerlukan model baru untuk akses informasi dan digunakan oleh pengguna dalam arti yangpaling luas. Tujuan riset dan pengembangan perpustakaan digital adalah untuk menghasilkanparadigma riset dan produk yang melayani pengguna dengan kebutuhan informasi dalam rentangluas serta dengan harapan yang semakin luas pula. Untuk mencapai tujuan tesebut pe riset harus melihat teknologi ke dalam konteks daerah, sosial, hukum dan ekonomi dan harus mendapatkan informasi dari pengguna dan studi penggunaan dalam setiap tahapan desain teknologi dan siklus perkembangan.
Secara konseptual perpustakaan digital men cerminkan koleksi dan layanan perpustakaan dalam dunia fisik. Perpustakaan digital adalah analog dari perpustakaan tradisional dalam hal keragaman dan kompleksitas koleksinya, isinya mesti berupa media elektronik, disimpan dalam bentuk yang biasa dilihat. Teknologi perpustakaan digital akan melengkapi fungsi dan layanan perpustakaan.
Teknologi perpustakaan digital akan ditarik ke dalam dan merubah banyak bentuk kelembagaan termasuk perpustakaan, laju dan besarnya tergantung pada banyak faktor antara lain:
1. Eksternalitas pada tingkat sosial seperti: penerapan hukum pada kekayaan intelektual, investasi dalam infrastruktur komunikasin nasional.
2. Keterbatasan lembaga dan organisasi lokal seperti: ketersediaan sumber daya, kebutuhan pengguna, kepempinan seseor ang dalam mengatur organisasi
3.  Terobosan teknologi merubah kebiasaan sosial dan kerja dalam skala besar.
Perpustakaan tradisional memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan penyimpanan dan akses informasi, karena sebagian besar pengetahuan yang dikumpu lkan oleh perpustakaan direkam dan dikumpulkan dalam media fisik. Perpustakaan digital mirip seperti perpustakaan tradisional yang keduanya melingkupi koleksi yang besar dari berbagai informasi dan dalam hal yang umum yang berkaitan dengan pengorganisasian , pengambilan, akses, penyimpanan, pengarsipan dan pengawetan informasi. Perpustakaan digital berbeda dalam hal lokasi dan penyimpanan secara fisik dari salinan lokal untuk pengguna. Sebagian besar dari awal pekerjaan perpustakaan digital mengambil jaringa n ke pusat dan terstruktur sebagaimana perpustakaan biasa tujuannya adalah untuk memberikan akses ke sumber informasi digital milik perpustakaan melalui sarana elektronik. Teknologi perpustakaan digital akan memperkaya nilai perpustakaan sebagai lembaga sebagaimana akan menghilangkannya. Kunci tantangan adalah munculnya perpecahan.
Isu-isu dalam Perpustakaan Digital
Isu-isu yang menghadang perpustakaan biasa dikelompokkan menjadi beberapa kategori:
1.  Isu teknologi: apa yang dilakukan berkaitan dengan akuisisi dan pemindahan menjadi media digital.
2.  Isu-isu organisasi: bagaimana organisasi menanggapi perpubahan peran dan tanggungjawab.
3.  Isu-isu ekonomi: siapa yang penanggung biaya dan akankah ada ska la ekonomi.
4. Isu-isu hukum dan perundangan: penyelesain hak kekayaan intektual yang terkait dengan pengambilan dan pembuatan koleksi digital.
Menurut Nurachman (2004), informasi merupakan sesuatu yang penting bagi suatu pengambilan keputusan, maka datang nya tidak boleh terlambat. Jika sebuah informasi terlambat diterima, sudah barang tentu manfaatnya akan lebih rendah dibandingkan dengan jika informasi tersebut datang tepat pada waktunya. Dengan pengolahan data perpustakaan berbasis computer dalam sistem informasi akuntansi, masalah kecepatan dalam menghasilkan informasi dapat lebih teratasi. Komputer memang sudah teruji tingkat kecepatan prosesnya. Dari komputer generasi pertama yang hanya berkemampuan memproses ribuan operasi per detik sekarang sudah mem iliki kemampuan milyaran operasi atau bahkan triliun operasi dalam setiap detiknya. Dengan kemampuan mempersingkat waktu pekerjaan-pekerjaan perpustakaan digital tersebut membuat pustakawan tidak perlu mempersulit diri dan menghabiskan waktunya untuk satu pekerjaan saja serta bisa memanfaatkan waktu untuk juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lain.


Kondisi -kondisi teknologi dalam dunia informasi berubah dengan pesat sehingga skala bilitas dan kecepatan menjadi faktor kesuskesan yang penting dan menjadi tujuan utama perancangan sistem. Perpustakaan digital memerlukan komponen-komponen perangkat lunak yang bisa ditambahkan, dimodifikasi, diganti atau dikonfigurasi ulang agar ia mampu merespon secara cepat peluang-peluang baru dalam dunia informasi. Sistem harus bisa terukur untuk mengantisifasi bertmabahnya jumlah pengguna dan untuk mengantarkan data melaului beragam platform-jaringan client/server, komputer desktop dengan browser web, ponsel dan perangkat mobile lainnya.

Sabtu, 10 November 2012

Peran Perpustakaan Digital



Peran Perpustakaan Digital


Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat harus dimanfaatkan untuk kemajuan perpustakaan  sebab melalui teknologi informasi, dalam hal ini perpustakaan digital, banyak kemudahan yang ditawarkan, termasuk kecepatan akses informasi, jenis layanan hingga kualitas layanan.Dengan perpustakaan digital juga dapat diperoleh keuntungan dengan diperolehnya jurnal-jurnal mutakhir melalui internet. Tentu hal ini lebih menguntungkan daripada jika kita berlangganan jurnal atau review dalam edisi cetak yang lebih banyak membutuhkan biaya.
Dalam perkembangan saat ini terdapat tiga jenis perpustakaan, yaitu : paper library (perpustakaan dengan koleksi tercetak dan sarana penelusuran manual), automated library (koleksi tercetak dengan dukungan komputer dalam pengelolaan dan layanannya), dan digital library (akses secara elektronis dengan dukungan koleksi tercetak dan elektronis). 
Strategi yang harus disiapkan untuk perpustakaan digital adalah ada tiga komponen dasar strategi : pertama, kreativitas untuk mengaplikasikan teknologi dan memahami pasar (bagaimana nilai tambah diciptakan); kedua, kapabilitas organisasi (apakah ada kemampuan untuk mengahsilkannya, termasuk dukungan sumberdaya); ketiga, pemahaman terhadap kompetisi (bagaimana mempertahankannya dalam kompetisi) yang perlu ditingkatkan dalam mendukung kualitas layanan prima. 
Berbagai kendala juga pasti akan dihadapi, hal yang pasti selain keterbatasan alat dan teknologi, juga masalah organisasi dan budaya. Dan tetap perlu untuk memperhatikan kepuasan pelanggan dengan kualitas, variasi dan kecepatan akses denagn biaya rendah. Beberapa elemen kunci perpustakaan digital yang meliputi : pengadaan electronic databases, identifikasi dan organisasi akses ke web material, konversi analog material ke digital format, web-based sevice (reservasi, reference), pengumpulan dan pengorganisasian digital record, pembangunan on-demand electronic delivery, dan customized literature services. 
Meskipun perpustakaan digital bebas diakses setiap orang, tetap harus diingat akan pentingnya memperhatikan hak cipta dan itu terkait dengan teknologi pendukung, sumberdaya manusia dan informasi.
Keberadaan perpustakaan digital semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di Indonesia, terutama di lingkungan perguruan tinggi (PT) dan lembaga penelitian , ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh para pengguna informasi yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer informasi dalam tingkat tertentu berubah karena produser dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui Internet.

Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. Ada 3 keuntungan yang dapat diperoleh dari perpustakaan digital yaitu:
1.   Institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal,
  1. Penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik
  2. Nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya.
            Fenomena di atas sesungguhnya telah dan akan terus berpengaruh pada profesi perpustakaan. Pengguna perpustakaan akan semakin tergantung pada bahan digital dengan beberapa alasan seperti biaya, ketersediaan dan kecepatan perolehan. Bahkan pada tingkat tertentu, kemungkinan ketergantungan pada bahan digital akan lebih tinggi dibandingkan terhadap bahan cetak. Oleh karena itu, paradigma bahwa suatu perpustakaan hanya menyediakan informasi tercetak harus diubah ke paradigma perpustakaan juga menyediakan informasi digital terutama yang tidak tersedia dalam bentuk tercetak. Dengan demikian, pelayanan perpustakaan saat ini menjadi hibrid yaitu mencakup kedua jenis sumberdaya tersebut.
Berkaitan dengan perubahan dan perkembangan di atas, pustakawan sudah seharusnya menerima dan berusaha menemukan cara untuk meresponsnya secara efektif dan inovatif dalam rangka memenuhi harapan pengguna. Tantangan yang ditimbulkan oleh perkembangan ini sudah seharusnya pula ditanggapi secara proaktif oleh pustakawan, bagaimana pustakawan merespons, bagaimana peran mereka berubah, dan bagaimana mereka menyiasati perkembangan tersebut.
Pengguna dapat melakukan sendiri penelusuran, atau dengan memesan bahan yang mereka perlukan kepada pustakawan. Dalam kaitan ini, pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam penelusuran menjadi sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi pustakawan dan pengguna. Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses dapat bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna baru, konsultan seperti layaknya fungsi pustakawan referens, pengawas untuk penggunaan yang tidak produktif, penelusur berdasarkan pesanan pengguna, diseminator untuk penyebarluasan informasi tentang bahan Web, dan organisator untuk mengorganisasikan bahan-bahan
Kedua, publikasi elektronik yaitu kegiatan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang dan oleh perpustakaan. Dalam hal ini, perpustakaan memiliki dan memelihara sendiri suatu situs Web. Penerbitan Web bertujuan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan dan kegiatannya. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan publikasi berbagai selebaran, brosur, pamflet panduan perpustakaan, daftar perolehan baru, katalog dalam berbagai jenis, dan sebagainya yang biasanya dilakukan oleh sebuah perpustakaan, serta kegiatan publikasi lainnya.
Dalam kaitan ini, perpustakaan bertindak sebagai penerbit. Situs perpustakaan memberi peluang baru bagi pustakawan untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tergolong sulit untuk dilakukan. Peluang tersebut diantaranya adalah menerbitkan karya khas yang tidak diterbitkan tetapi didokumentasikan diperpustakaan sebagai deposit. Karya tersebut antara lain adalah bahan-bahan oleh dan tentang institusi, termasuk diantaranya laporan penelitian, karya tulis, makalah seminar, simposium, bahan-bahan kuliah, dan publikasi  lainnya. Kegiatan lainnya yang dimungkinkan adalah pelayanan perpanjangan pinjaman sebagai alternatif perpanjangan melalui telepon, konsultasi antara pengguna dengan pustakawan referens, penyediaan hubungan ke sumberdaya Web lain, penerbitan buletin, dan sebagainya.

Jumat, 09 November 2012

Situs-situs Download e-book



Situs Download e-book Gratis dan Legal


Downloadable e-Book

1. AskSam
http://www.asksam.com/ebooks/
Disini anda bisa menemukan beberpa pilihan e-book teks klasik seperti shakespeare dan juga berbagai macam e-book gratis lain seperti pemerintahan dan sebagainya.

2. Baen Free Library
http://www.baen.com/library/
Koleksi e-book disini meliputi novel fiksi sains, dan banyak lagi yang lainnya. Daftar-daftar e-book novel disini kebanyakan bagus dan sangat populer dibicarakan pembacanya.

3. BookRags
http://www.bookrags.com/browse/ebooks/
Beberapa pilihan e-book gratis bisa anda dapatkan disini, tetapi ada juga pilihan premium berbayar. E-book disini bisa di-download sebagai PDF atau Word document.

4. Gutenberg.org
http://www.gutenberg.org
Proyek gutenberg ini merupakan proyek pertama yang mengkonversi buku-buku cetak menjadi format digital, jumlah pilihan gratis yang tersedia saat ini mencapai lebih dari 5.000

5. ManyBooks.net
http://manybooks.net
Berbagai pilihan format buku digital yang bisa anda download gratis disini dapat anda baca melalui PDA, cellphone, iPod, iPhone dan banyak lagi lainnya.

6. Mary Jo's E-Texts
http://www.dogpatch.org/etext.html
Meskipun situs ini belum di-update tetapi link downloadnya masih bekerja, buku-buku digital yang bisa didownload disini antara lain literatur klasik, buku dongeng Oz, dan beberapa fan fiction lainnya.

7. Mslit
http://www.mslit.com/default.asp?mjr=FRE
Lebih dari 1.500 e-book disediakan oleh microsoft secara gratis disini dan bisa dibaca pada MS reader.

8. NetLibrary.net
http://netlibrary.net/worldhome.html
Disini ada beberapa pilihan gratis yang bisa anda download, tetapi jika anda ingin mengakses lebih dari 500.000 e-book untuk di download disini dengan kecepatan tinggi, fee-nya sangat murah, hanya $8.95 setahun


9. Oxford Text Archive
http://ota.ahds.ac.uk
Lebih dari 2.000 teks klasik bisa di download disini sebagai file ASCII atau DOC.

10. PlanetPDF eBooks
http://www.planetpdf.com/free_pdf_eb...?CurrentPage=1
Berbagai koleksi novel klasik dengan berbagai ukuran download bisa didownload disini dengan gratis dalam format PDF.

11. PocketPCbooks.net
http://www.pocketpcbooks.net
Saat ini koleksi ebook gratis yang tersedia disini untuk pocket PC windows mobile tersedia sekitar 40an, tetapi koleksi bacaan disini bagus dan bermutu, seperti Sun Tzu's The art of war yang terkenal, dsb.

12. The PDA Librarian
http://user.pa.net/%7Ethompson/
Situs yang dijalankan oleh pustakawan sekolah ini memiliki banyak literatur klasik untuk remaja dan mahasiswa yang bisa di-download dan bisa dibaca pada PDA.

Situs ini setara dengan Library.nu yg kini telah menggunakan tarif.


HTML e-book:

13. Bartleby
http://www.bartleby.com/index.html
Ensiklopedia harvard dan buku-buku klasik disini mudah di cari dan memiliki koleksi yang banyak.

14. Berkeley Sunsite Classics
http://sunsite3.berkeley.edu/literature/
Beberapa pilihan gratis literatur klasik seperti Jane Austen dan Thoreau ada disini.

15. Bibliomania
http://www.bibliomania.com
Disini anda bisa menemukan teks-teks klasik, panduan belajar, biografi tokoh dan banyak lagi.

16. Grtbooks
http://www.grtbooks.com
Banyak pilihan buku gratis untuk dibaca, mulai dari sejarah jaman prasejarah hingga panduan-panduan.

17. Infomotions
http://infomotions.com/alex
Koleksi di situs ini mencapai 14.000 dokumen mulai dari novel full hingga filosofi.

18. Internet Public Library
http://ipl.org/reading/books
Kumpulan banyak sekali buku teks online dari berbagai situs penyedia e-book.

19. The Perseus Digital Library
http://www.perseus.tufts.edu/
Koleksi teks-teks lama yang dikumpulkan sebagai bahan-bahan referensi umum yang bisa dipergunakan siapa saja.

20. ReadEasily
http://www.readeasily.com
Situs dengan daftar e-book online yang banyak dan dengan disertai fitur untuk mempermudah membaca seperti mengubah warna, huruf dan ukuran sesuai keinginan.

21. The Online Books Page
http://digital.library.upenn.edu/books
Direktori yang sangat besar berisi berbagai e-book dari seluruh dunia.

22. Bookfi
Situs untuk mendownload buku, dan di dominasikan ebook-ebook manca. Dan ini adalah pengalihan dari situs ebook yg fenomenal Library.nu.


Cat:
Mungkin beberapa situs E-Book belum di postingkan dan harap dimaklumi.